Sabtu, 10 Oktober 2015

Perkara cemburu




Dia kekasih ku dahulu, apa kau marah?
Tanyamu dengan tablet menyala di tangan kananmu, aku lirik kembali wajah gadis manis bersama pria yang tidak lain adalah dirimu. Aku sangat ingin tertawa melihat wajah merasa bersalahmu kala itu.
Sayang, apa kau lupa. Aku sudah menculik dirimu dengan utuh darinya. Biarkan, Dia hanya punya kenangan saja. Apa aku harus mengambil kenangannya juga..??
Jangan, apa aku sedang bersama penjahat cantik sekarang? Katamu dengan mengacak acak rambutku manja.
*nb :
Ini perihal cemburu. Kita tidak harus menaruhnya di tempat yang tidak elegan.

Rabu, 07 Oktober 2015

Rumah hati



Akan selalu ada yang menjadi pelabuhan, tempat tuan nahkoda datang lalu ia harus berangkat lagi.
Juga ada yang akan menjadi rumah, tempat tuan itu menaruh segala baik dan buruknya, tempat paling sesukanya ia bercerita penat dan semangatnya, tempat perasaan dan fikirannya ada yang menemani. Kau tau tuan, bukan darimana cinta berangkat tapi kemana cinta pulang. Jika rumah adalah tempat mu pulang maka ingat selalu alamatnya. Tertanda Lubuk hatimu.

Rabu, 16 September 2015

Jangan



Jangan sedih dalam ketidaksadaranmu itu sangat menyakitkan orang orang yang mengasihimu. Jangan kemana-mana tunggulah doa doa akan menjengukmu. Jangan, tidakkah masih ada bahagia yang belum kau tuntaskan?

Kamis, 10 September 2015

Bahagialah

Pernah ada lelaki tangguh yang dihadapanyan nya saja aku begitu sangat ingin menumpahkan seluruh isi air mataku karena menyayanginya namun tak pernah aku memberi bukti bahwa aku menyayanginya. Tapi sungguh aku menyayanginya. Aku lega setelah sadar wajahku ada di pangkuannya dalam tangkupan dua tangannya yang basah air mata. Hati ku seperti kosong dari tonase beban. Dia ayahku. Tanyakan padanya ia akan terpingkal mengingat merah berair muka ku saat itu.

Dan kau. Temanku. Aku sangat ingin menangis seperti itu sekarang di hadapan mu. Aku sadar amat menyedihkan menyayangi tanpa bisa melalukan hal hal yang semestinya untuk yang disayang. Tapi aku benar benar menyayangimu. menyayangimu. mencintaimu. sehat selalu dan bahagialah. Dari temanmu LBa.

Minggu, 30 Agustus 2015

Membunuh penuh kasih



Disebuah negeri imajinasi ku dengar ribut ribut. Rupanya botol miras sedang tersedu sedu  mengadu pada apartemen sofa dan dompet. Ia menangisi manusia yg mencintainya. Ia dipisah paksa oleh yang tidak merestui hubungan mereka.
Sudahlah miras jangan ditangisi. Mungkin kau benar benar tidak baik untuk manusia itu. Sudahlah jangan memaksakan diri untuk bertahan di rak rak dan kulkas yang tidak rela kau tumpangi. Coba lihat jonder itu, dia begitu bergairah mencintaimu. Kepadamu dia saja yang penuh kasih, untuk membunuhmu.

Aku kupu



Engkau seperti daun daun kuning belimbing yang rontok di diterpa angin jatuh pasrah dilatar fikiran ku.
Akupun risau kalau kalau panas dan gadis membawa sapu lidi mengajak mu pergi, jauh ke negeri daun daun kembang kembang dan segala hal berbaur.
Pada akhirnya aku lengang dari warnamu. Hujan pun datang, aku  bahagia dihiburnya. Tapi aku kesal mengapa setiap yang datang itu selalu sesudah ada yang pergi. Tertanda kupumu.

Jumat, 21 Agustus 2015

Perkara perasaan



Beberapa anugerah memang begitu, menyesakkan. Iya sayang, rasanya seperti ada banyak batu yang hendak keluar dari dada ini. Ada jutaan liter air yang hendak tumpah. Semoga kita sanggup sedikit bersabar menghadapinya, walau dengan beberapa kuat yang pura pura.

Kertas




Bahasaku adalah tulisan. Kalau kau temui aku dalam pembicaraan sungguh aku takut berbuat kesalahan. Takut kehilangan. Beri aku kekuatan. Mikrofon itu datang memeluk.

Selasa, 18 Agustus 2015

Lapar

Mengais ngais jati diri di lubang waktu. Yang kutemui hanyalah keplinplanan dan orang lain. Bagaimana aku yang papa ini dapat bertahan menunggu merah senja atau bahkan sampai purnama. Hari ini tak kutemui sebungkus, tidak sesuap. Aku lapar.

Tulisan kecil tentang literasi

Saya jujur, adalah orang yg tiap kali ditanya apa hobinya, saya suka membaca dan menulis. Dari sejak kecil. Bukan bermaksud sok oke dan sok ...