Sabtu, 06 Oktober 2012

Little about Love



Sangat benar jika ada yang mengatakan, cinta adalah sesuatu yang sangat emosional. Namun jangan pernah lupa, cinta tidak boleh mengalah kan rasional kita. Masak iya, karena mikirin si dia kitanya nggak mau ini nggak mau itu yang pada akhirnya mengganggu kesehatan jasmani dan rohani….!!!!!???
Cinta seharusnya mengantarkan kita pada sesuatu yang baik
Cinta sejatinya membuat kita profesional dalam hidup
Cinta baiknya mengantarkan kita pada mimpi dan cita
Dan bukan Cinta memisahkan kita pada cinta yang lain
Dan bukan pula cinta menutup mata kita pada sesuatu yang seharusnya

Hmmm.. salah satu ayat  cinta yang mungkin sodara dan sodari tahu ( check surah Az-zukhruf : 67 yaaa ). Lagi-lagi sepertiny kita harus bilang waoooww deh… kenapa? Karena ini adalah alarm dari Allah Yang Maha Cinta agar kita mencinta menggunakan rambu-rambu yang sebaiknya. Adapun terjemahan dari ayat diatas yaitu “ orang-orang yang saling cinta saling mengasihi pada Hari itu saling bermusuhan kecuali orang yang muttaqin ”. Na’udzubillah, semoga Allah melindungi kita dan orang yang kita kasihi serta orang yang mengasihi kita amin. I thought  everything would be fine  when love walks at the line, not be forced, like this one :

JIKA CINTA
Buah pena : LBa

Jika cinta menyapa jiwa
Senyum tersungging pada diri pemilik cinta
Senyuman hati berhias takwa
Seolah duka tak pernah ada

Jika cinta mengalir pada sunnatullah
Jalan cinta tak berliku kan terarah
Kan elok kala surya menyapa ramah
Karena  cinta penuh ridha dari Sang Pemurah

Jika cinta menyentuh jiwa yang tenang
Dawai asmara riang berdendang
Tetes kasih penolong aral melintang
Karena munajat cinta ada di malam terang

Takdir cinta termaktub dalam sebuah sirah
Tirakat cinta menghadirkan ketenangan yang menari indah
Angin kedamaian mengupas sebuah kesah
Hadir mu kasih hubbah pun merekah

Intuisi kalbu yang suci berhias doa
Permintaan hati kan mengusik rasa
Zigzag cinta terlewati penuh sukacita
Sebab hubbah ku pada mu terpatri pada ayat-ayat cinta-Nya

Sabtu, 29 September 2012

Hidayah.. dicari bukan ditunggu

Tak sedikit orang-orang mengharapkan kedatangannya. Berharap hidayah menghamprinya, mebawanya pada kehidupan yang lebih religius. Tak sedikit pula orang yang salah mengartikan hidayah. Mengantarkan mereka pada titik ” kekurang-ajaran” pada Tuhan Yang Esa, Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Benar! Jika hidayah dianggap mutlak dari Tuhan, Tapi harus dicatat Hidayah menghampiri orang yang memburunya. Dan pun hidayah sejatinya  tak kan mendekat pada siapa-siapa yang hanya menunggu. Setelah ini, jangan lagi deh mengatakan :
“ belum dikasih jatah hidayah”
“ belum ada panggilan”
“ salah tuhan, kenapa saya diberi kemampuan bergoyang ”
“ salah tuhan, kenapa saya diberi badan bagus “
Bla.. blaa.. blaa.. 
Jika kita merasa belum baik, sesuai standard agama. Maka itu adalah salah kita yang tak mencari hidayah. Bukan salah Tuhan yang tak memberi hidayah. Ngomongin hidayah, pernahkah kita berfikir apa yang dilakukan para mu’allaf sebelum keislamannya???????????????
Hmmmm.. sepertinya kita harus bilang waoww hehehehe…… kenapa? Karena hampir seluruh dari mereka itu memang  mencari, jatuh dan terus bangun hingga akhirnya menemukan kotak berisi hidayah. Saya berfikir, jika hal serupa yang melakukan adalah kita yang islamnya berdasarkan keturunan. Huuuw.. dahsyat mungkin, shalat kita tidak lagi di level “ gugur kewajiban” , sedekah tak lagi berfikir dua kali, berhijab tak lagi dibulan puasa saja. 
Saya tidak mengatakan islam keturunan itu buruk,namun baik sekali rasanya jika kita melihat dan banyak belajar dari mereka para mu’allaf yang usia keislamannya baru sedikit tapi kualitas ibadahnya kita kalah jauh. Hayuk kita bongkar sama-sama kebiasaan kurang baik kita yang terkesan ikut-ikutan tanpa tahu ilmunya di semua bidang kehidupan, supaya ibadah, muamalah, syariah kita lebih dari sekedar mengharap pahala tapi terus menanjak ke level ikhlas dan mengharap ridho-Nya. Dan sangat perlu dicatat, saya bukan penemu hidayah, saya masih mencari dan saya tidak ingin sendirian hehehehe . Fastabikuul-khoiraat!!!!
Pasir pengaraian, 29 september 2012

Kamis, 14 Juni 2012

Bulan Ujian

Hmmm.. rasanya nggak sanggup kalau harus berhadapan dengan masa ini, masa pembuktian seberapa baik ilmu yang didapat oleh kita sebagai peserta didik. sejatinya, aku sih enjoy ya dengan ujian tapiiiiii... paling gondok ngeliat pemandangan di ruang ujian yang nyaris penghuninya ngopek ; dengan santaii pulak tuhh....
Bukan berasa sok mantap sih aku nya, tapii itulah saya paling nggak bisa ( sebenarnya bisa aja sih haha : nggak biasa dan hati nggak nerima gitu aja.. ) ketika aku pengen nilai murni hasil sendiri eh ternyata ada yang ngimbangin dan ngalahin aku karna hasil kopikologi ( sabaarr.. sabaarr )
Tulisan ini sengaja saya sharing untuk apa yaa... ( mengingatkanlah istilahnya ) saudara dan saudariku setanah air bahwa dengan mengopek dan mencontek tanpa sadar kita sendirilah yang telah merusak nilai nilai kebaikan sistem pendidikan yang ada di Indonesia ini.. kalau aku boleh buat slogan : PRESTISE YES PRESTASI NO ( ya nggak sih?)
Teringat sebuah lirik lagu anak zaman nya aku kelas 3 SD.. begini : jangan menyontek.. jangan menyontek kalau lagi ujian.. itu tak boleh.. itu tak boleh.. ( selanjutnya lupa ;) ). Tuh anak kecil aja tauu, contek ato ngopek itu nggak ada bagus-bagusnya... ya sih emang sebagian orang menganggap bahwa  dengan ngopek ada potensi mendapatkan nilai bagus.. tapi mbokya mikir kedepan nya lima langkah jangan cuma selangkah ( nilai bagus ), oke aku kasih 4 langkah lain ( versi aku yaa ) : dengan ngopek benar-benar menunjukkan kita orang bodoh sedunia,dengan ngopek kita menyumbang satu jiwa perusak untuk generasi muda lainnya , dengan ngopek otomatis kamu sudah melakukan kebohongan publik ( ayah dan ibu, guru yang "terpaksa" membanggakan kamu, DLL )
Kembali aku teringat, ustadzahku Umi Salbiyah namanya beliau bilang " kalaulah dari kecil saja kamu sudah pandai dan terus membiasakan mengopek maka jangan salahkan siapa-siapa kalau besar nantik kamu terbiasa membohongi orang agar kamu nampak berprestasi didepan mereka ". Nah loh, biasa aja sih kata-katanya tapi yang aku lihat esensi nya ruarr biasa..
Hmmm.. harum lembar soal ujian makin kerasa.. lagi, teringat lagi dengan seorang ustadz aku bernama Pak Abdul wahab, bagi sebagian kawan-kawan beliau orang terkejam di ruang ujian, ( apa tidak ) baru aja miringkan badan, nolehkan kepala, beliau tiba-tiba sudah siap merobek kertas yang kita punya hihihihi lucu banget nginget nya ( tapi hal seperti yang aku kangenin disini, masa ini.. ) oke deh hari makin senjaa.. Siapkan diri untuk perang prestasii esok harii.. Selamat ujian Good luck dan Maan najah ;)

Tulisan kecil tentang literasi

Saya jujur, adalah orang yg tiap kali ditanya apa hobinya, saya suka membaca dan menulis. Dari sejak kecil. Bukan bermaksud sok oke dan sok ...