Sabtu, 17 Mei 2014

Allah Memeluk mu


Aku pernah memanggilnya kecombrang, bukan tanpa alasan namun di lain kesempatan akan ku beri tahu kenapa..
Perempuan sederhana, oh bukan, tiga tahun belakangan sepertinya ia menjadi lebih sederhana dan apa adanya, sebelumnya ia layaknya remaja SMA pada umumnya yang mau bergaya. (kenapa jadi banyak “nya” di alinea ini??)
Namun begitu..
Ia tetap seorang perempuan dengan rapuhnya, di binar mata indahnya kapan pun bisa menelaga, tak jarang bendungnya tak dapat menahan deras air mata. Ayah nya seorang pesakitan yang hanya bisa teriak parau meminta bantuan. Tak kan ada yang datang kecuali dia..
Ia tetaplah seorang perempuan dengan lemahnya, jika pagi yang segar adalah senyum manisnya, maka kapan pun silau panas mataari datang bisa merusaknya. Ibunya, ia mencintainya sebagaimana perempuan mencintai ibu mereka. Namun ia tak dapat menyembunyikan perasaan terluka nya jika sang waktu datang membawa ibu dengan kondisi yang menyakitkan. Ya, ibu menderita emosi musiman yang kapan pun beresiko melukai siapa saja.
Dan lagi ia tetap perempuan. Saudara-saudaranya, ia bukan anak semata wayang tapi nyaris kehidupan memaksa nya untuk mengatur urusan keluarga dengan dua tangan nya. Abang dan kakak lebih memilih dunia masing-masing. Adik-adik yang disayang, ia harus memutar otak sepuluh kali lebih cepat dari manusi-manusia lain..
Dan aku sebagai orang yang sempat tahu kisahmu dengan sedikit tapi sudah begini, adalah doa yang tak perlu kau minta akan untukmu.. kau tahu darimu aku belajar banyak tentang hidup meski kadang kau juga sejenak ingin bersandar pada dahan dahan di hidupmu..
Kalau gelap belajar ikhlas dari bintang, biru belajar semangat dari langit, putih belajar senyum dari awan berserak, jingga belajar bijaksana dari senja.. Darimu cukup untuk belajar itu semua.. Allah memeluk mu!!

Tulisan kecil tentang literasi

Saya jujur, adalah orang yg tiap kali ditanya apa hobinya, saya suka membaca dan menulis. Dari sejak kecil. Bukan bermaksud sok oke dan sok ...