Sabtu, 10 Oktober 2015

Perkara cemburu




Dia kekasih ku dahulu, apa kau marah?
Tanyamu dengan tablet menyala di tangan kananmu, aku lirik kembali wajah gadis manis bersama pria yang tidak lain adalah dirimu. Aku sangat ingin tertawa melihat wajah merasa bersalahmu kala itu.
Sayang, apa kau lupa. Aku sudah menculik dirimu dengan utuh darinya. Biarkan, Dia hanya punya kenangan saja. Apa aku harus mengambil kenangannya juga..??
Jangan, apa aku sedang bersama penjahat cantik sekarang? Katamu dengan mengacak acak rambutku manja.
*nb :
Ini perihal cemburu. Kita tidak harus menaruhnya di tempat yang tidak elegan.

Rabu, 07 Oktober 2015

Rumah hati



Akan selalu ada yang menjadi pelabuhan, tempat tuan nahkoda datang lalu ia harus berangkat lagi.
Juga ada yang akan menjadi rumah, tempat tuan itu menaruh segala baik dan buruknya, tempat paling sesukanya ia bercerita penat dan semangatnya, tempat perasaan dan fikirannya ada yang menemani. Kau tau tuan, bukan darimana cinta berangkat tapi kemana cinta pulang. Jika rumah adalah tempat mu pulang maka ingat selalu alamatnya. Tertanda Lubuk hatimu.

Tulisan kecil tentang literasi

Saya jujur, adalah orang yg tiap kali ditanya apa hobinya, saya suka membaca dan menulis. Dari sejak kecil. Bukan bermaksud sok oke dan sok ...