Kemarin saya baca sebuah kutipan “nikah itu nasib, cinta itu takdir” kurang pasti ini quote siapa yang punya, Pramoedya Atoer atau Sudjiwo Tedjo.
Nasib
bisa diartikan dengan hasil dari upaya juang kita. Sedangkan takdir lebih
banyak menimbulkan Tanya yang sering tak terjawab, kenapa dan bagaimana ini dan
itu bisa terjadi.
Menikah
itu bentuk dari dua perbedaan dan persamaan. Sama seperti kali-kali yang bisa
dikalkulasikan dan dapat hasilnya, pun begitu menikah. Dengan sesiapa kita
menikah bisa kita rencanakan, atur dan laksanakan. Bahagia tidak bahagia. Suka tidak
suka. Bersama yang disayang atau yang ditentang. itu pilihan dan pilihan itu
nasib.
Sedang
cinta seperti makhluk astral kehidupannya tak terpotret namun ia ada di
sekitar. Datang dan pergi menyusup sukma sesuka hati, tak bisa dipaksa tak tahu
diri. Tapi harus disyukuri dan ditafakkuri mungkin bisa dengan bentuk rasionalisasi,
karna itu bisa jadi jawaban dari takdir yang sering tak terjawab.
Lalu
kemana jodoh? Kepada nasib (menikah) atau menuju takdir (cinta) ? Hmm.. Ya sudah
lahh kita tidak harus riweuh dan ribeut juga kan??
Barangkali
sebenar-benar jodoh adalah ketika takdir dan nasib berjalan bergandeng tangan..