Kita pernah begitu bersemangat lalu dengan tiba tiba buntu seperti terjebak dalam sebuah kardus paketan yang penuh dengan balutan solasi. Semacam kita hanya bisa gladak gluduk di dalamnya tanpa ada yang bisa menolong. Ah lebaiii...
Baiklah, jadi begini konco sebulan lalu saya mengetahui dari akun fb saya perihal informasi lomba menulis puisi dengan tema Pesona Kotaku, terlintaslah dalam kepala saya untuk ikutan iseng siapa tau berjodoh. Hari itu memang saya semangat bertubi tubi lalu mendadak ada gangguan teknis di rumah, terhenti perjalanan menulis puisi saya. Hingga akhirnya saya kehilangan ide yang tadinya numpuk dan penuh semangat itu. Jadi inilah dia puisi yang kehilangan separuh keparipurnaannya itu ditulis oleh perempuan yang separuh pula, Linbud.
*Ada Seribu Suluk*
Ada sebuah kota, janda dari kota yang tua
Kering hujan kemarau basah terus semilih
Perpisahan menggairahkan nasib
Untuk berdiri hingga menjelma dipuji
Ada sebuah kota, damai dalam cinta berhektar hijau haru biru
Ricik Aek Matua tempat ribuan jiwa tumpah menjadi titik titik
Bahagia dipuncak hari hari putih dan waktu luang
Ada sebuah kota ramai dengan melodi
Sepuh waktu dum-tak gendang kulit
Ditabuh menggema ke segala latar sakral
Perayaan mengiring kain melayu mendayu
Ditiup decak kagum dan tepuk tangan